A. PENYELEWENGAN PADA MASA ORDE LAMA
Penyelewengan pada masa Olde Lama, di antaranya adalah berikut ini :
1. Lembaga–lembaga negara berintikan Nasakom ( Nasional - Agama – Komunis ), tidak berdasarkan Pancasila.
2. PKI banyak memegang peranan dalam politik kenegaraan.
3. Pembentukan Front Nasional, suatu lembaga yang tidak dikenal dalam UUD 1945.
4. Pengangkatan presiden seumur hidup.
5. Sistem politik mercusuar, pembentukan poros Jakarta – Peking.
B. PEMBERONTAKAN G 30 S / PKI
Pemuda rakyat dan gerwani dilatih PKI di Lubang Buaya. Hal itu dilakukan dalam rangka membina kader-kader dan simpatisan-simpatisan dari militer. PKI juga melakukan penyebaran isu dewan jenderal.
PKI termasuk empat partai besar hasil pemilihan tahun 1965. Partai ini berusaha untuk membentuk pemerintahan komunis di Indonesia. Pada tanggal 30 September 1965, PKI mengadakan pemberontakan untuk merebut kekuasaan.
Pemberontakan inilah yang dikenal dengan Gerakan 30 September. Gerakan ini di lakukan secara militer dan dilaksanakan pada tanggal 1 Oktober 1965 di bawah pimpinan Kolonel Untung Sutopo.
Mereka membunuh enam orang perwira tinggi dan menculik seorang perwira AD kemudian membunuhnya dengan kejam. Seorang perwira tinggi yang berhasil selamat dari pembunuhan adalah Jenderal A. H. Nasution, tetapi putrinya Ade Irma Nasution gugur.
Keenam perwira tinggi TNI AD yang gugur adalah :
1. Letjen Ahmad Yani.
2. Mayjen M. T Haryono.
3. Mayjen R.Soeprapto.
4. Mayjen S. Parman.
5. Brigjen D. I Panjaitan.
6. Brigjen Soetoyo Siswomihardjo.
C. PENUMPASAN G 30 S / PKI
Ketika terjadi pemberontakan G 30 S / PKI, Presiden Soekarno tidak berada di tempat, sedangkan Jenderal Ahmad Yani yang menjabat sebagai Panglima AD telah gugur. Mayjen Soeharto, Panglima Kostrad segera mengambil tindakan. Pada tanggal 1 Oktober 1965. dengan disertai stafnya, Mayjen Soeharto mengadakan musyawarah di Markas Kostrad
Selanjutnya, pasukan RPKAD di bawah pimpinan Kolonel Sarwo Edhie Wibowo berhasil merebut kembali tempat-tempat yang dikuasai oleh PKI, di antaranya RRI dan kantor pusat telekomunikasi.
Pada tanggal 2 Oktober 1965, pasukan RPKAD berhasil merebut kembali Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma.
Pada tanggal 3 Oktober 1965 diadakan operasi untuk mengamankan dan membersihkan lubang buatya yaitu tempat yang dijadikan pusat kegiatan PKI. Di tempat tersebut para perwira AD disiksa dan dimasukkan ke dalam sebuah sumur.
Dalam waktu singkat, berkat kerja sama ABRI dan rakyat, para pemimpin PKI berhasil ditangkap. Letkol Untung Sutopo ditangkap di Tegal, sedangkan D. N. Aidit tertangkap di Solo.
D. LAHIRNYA SUPERSEMAR
Pada tanggal 11 Maret , Kabinet Dwikora mengadakan sidang di Istana Merdeka. Sidang dipimpin oleh Presiden Soekarno dengan tujuan mencari jalan keluar dari krisis yang semakin parah.
Ketika sidang berlangsung, presiden berangkat menuju Bogor. Tiga perwira yang menyertainya adalah Mayjen Basuki Rachmat, Brigjen M.Yusuf, dan Brigjen Amir Machmud.
Pada saat itu presiden memberikan Surat Perintah 11 Maret kepada Letjen Soeharto untuk melaksanakan hal berikut :
1. Menjamin keamanan dan ketenangan serta kestabilan jalannya pemerintahan dan jalannya revolusi.
2. Menjamin keselamatan pribadi dan kewibawaan presiden.
3. Menjamin keutuhan bangsa dan negara R I.
Sabtu, 12 September 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar