Rabu, 01 Juli 2009

7. Tokoh-tokoh Sejarah yang Melawan Belanda

A. PATIMURA
Setelah perjanjian antara Inggris dan Belanda ditandatangani pada tahun 1814 di Wina, wilayah Indnesia kembali berada di bawah kekuasaan Belanda. Pada tahun 1816, Inggris menyerahkan Maluku kepada Belanda. Perlakuan Belanda yang sewenang–wenang sangat menyiksa rakyat Maluku.

Pada tahun 1817 Patimura alias Thomas Matulesi memimpin rakyat Maluku untuk mengadakan perlawanan terhadap Belanda. Patimura berhasil merebut benteng yang merupakan lambang kekuasaan Colonial Belanda. Di bawah pimpinan Mayor Betjees, Belanda mendatangkan pasukan dari Ambon untuk merebut benteng tersebut. Akibatnya, terjadi pertempuran yang sangat hebat. Mayor Betjees dan beberapa perwira Belanda tewas.

Akibat kekalahan itu Belanda menyerang Maluku dari segala arah. Pembantu Patimura yang bernama Martha Christina Tiahahu meninggal dalam tahanan Belanda. Adapun Patimura dihukum gantung pada tanggal 16 Desember 1817 di depan benteng Victoria di Ambon.

B. TUANKU IMAM BONJOL
Perselisihan antara kaum agama ( Padri ) dengan kaum adat dimanfaatkan Belanda. Belanda menjalankan politik adu domba. Terjadilah peperangan kaum Padri dengan kaum Adat yang dibantu oleh Belanda. Akan tetapi, baik kaum adat maupun kaum agama, lambat laun menyadari bahwa mereka telah dimanfaatkan oleh Belanda. Akhirnya terjadilah perlawanan terhadap Belanda yang dimpin oleh tuankun Imam Bonjol.
Imam Bonjol ditangkap pada tahun 1837 karena kelicikan Belanda.

C. PANGERAN DIPONEGORO
Perlawanan terhadap Belanda di Jawa Tengah dipimpin oleh Pangeran Diponegeoro. Penyebabnya adalah tindakan Belanda yang sewenang– wenang dalam berbagai bidang sehingga rakyat semakin menderita. Timbul pemberontakan di mana–mana.

Kemarahan rakyat semakin menjadi ketika mereka mengetahui niat Belanda untuk membuat jalan kereta apai antara kota Yogyakarta dan Magelang yang melintasi pemakaman leluhur Pangeran Diponegoro di Tegalrejo. Mereka mencabuti patok–patok yang telah ditancap oleh Belanda dan menggantinya dengan tombak. A. H. Smissaert, seorang presiden Belanda, mengetahui hal itu dan menganggapnya sebagai tindakan pembangkangan.

Pada tanggal 25 Juni 1825, pecahlah perang Diponegoro Pangeran Diponegoro banyak dibantu oleh rakyat Jawa Tengah, termasuk para bangsawannya, seperti Pangeran Joyokusumo, Pangeran Suryamataram, Ario Prangwodani, dan Pangeran Mangkubumi. Para ulama seperti Kyai Maja dan Kyai Hasan Basri pun turut membantunya sehingga perang ini disebut Perang Sabil.

Pangeran Diponegoro menetapkan taktik gerilya, yaitu menyerbu secara tiba – tiba kemudian menghilang. Hal ini sangat menyulitkan Belanda.
Pada tahun 1827 Belanda menugasi Jenderal Marcus de Kock untuk menumpas pasukan Diponegoro. Akibat kelicikan Belanda, Pangeran Diponegoro ditangkap pada saat perundingan pada tahun 1830.

D. PANGERAN ANTASARI
Adanya perebutan kekuasaan antara Pangeran Amir dan Pangeran Nata dijadikan Belanda sebagai kesempatan untuk menanamkan politiknya. Pangeran Nata menyetujui perjanjian dengan Belanda karena negara tersebut berjanji menolongnya untuk menduduki tahta Kerajaan Banjar.

Perjanjian itu menyebutkan bahwa Kerajaan Banjar adalah milik VOC. Dengan demikian, VOC mempunyai hak untuk ikut campr dalam pengang katan Sultan Banjar. Pengeran Nata berhasil merebut tahta, sedangkan Pangeran Amir dibuang ke Sailan pada tahun 1786.

Pada masa pemerintahan Sultan Adam, Belanda pun ikut menentukan pengangkatan Sultan Banjar. Tanpa menghiraukan wasiat Sultan Adam yang menunjuk Pangeran Hidayat untuk menggantikannya, Belanda justru mengangkat Pangeran Tamjidilah sebagai Sultan Banjar. Akibatnya rakyat menjadi marah. Terjadi pemberontakan dimana–mana.

Kemudian pada tanggal 28 April 1859, Pangeran Antasari berhasil memimpin rakyat untuk menduduki Martapura. Benteng pertahanan di Tabanio dan Gunung Luwak berhasil diduduki oleh Antasari.

Namun Belanda berhasil merebut kembali kedua benteng itu. Pangeran Antasari terus menerus memimpin pasukannya untuk menyerang Belanda. Ketika Pangeran Hidayat tertangkap Belanda, Pangeran Antasari segera meninggalkan Banjar dan membuat benteng pertahanan di Dusun Hulu.
Belanda berusaha menjebak dengan mengajak Pangeran Antasari untuk mengadakan perjanjian. Akan tetapi, Pangeran Antasari menolaknya. Pangeran Antasari kemudian wafat karena terserang penyakit cacar.

E. RAJA BULELENG
Raja Buleleng mempunyai nama asli I Gusti Ketut Jelantik. Ia sangat menentang pemerintahan Belanda.

Pada tahun 1846 Belanda memerintahkan Raja Buleleng untuk segera mengakui kekuasaan Belanda. Raja Buleleng mengadakan perlawanan dengan membuat benteng Jagabaya. Pada tahun 1849 Belanda berhasil menguasai Bali.

F. SISINGAMANGARAJA XII
Sisingamangaraja XII mengadakan perlawanan terhadap Belanda dari daerah Tapanuli. Perlawanannya sangat gigih sehingga berhasil mematahkan serangan Belanda. Pada tahun 1907 Belanda, di bawah pimpinan Kapten Christoffel, menyerbu pertahanan Sisingamangaraja sehingga ia pun gugur di medan laga.

G. TEUKU UMAR
Setelah Teuku Ibrahim gugur dalam pertempuran melawan Belanda, muncullah Teuku Umar dan istrinya Cut Nyak Din dibantu Teuku Cik Ditiro dan Panglima Polim. Mereka adalah para pejuang rakyat Aceh yang sangat gigih. Pemimpin Belanda yang bernama Kohler tewas dalam pertempuran yang dipimpin oleh Teuku Umar, Belanda kemudian mengirim Dr. Shock Hugronje untuk mempelajari kebiasaan rakyat Aceh dengan menyamar sebagai seorang ahli Islam. Setelah menguasai kebiasaan rakyat Aceh, Belanda dapat mematahkan Aceh. Pada tahun 1899 Teuku Umar gugur dalam sebuah pertempuran.

6. Zaman Penjajahan

A. Kedatangan dan Penjajahan Bangsa Portugis

1. Malaka
Pada tahun 1509, di bawah pimpinan Alfonso de Alburquerque, Portugis datang ke Malaka. Pada saat itu Malaka adalah pusat perdagangan rempah–rempah di Asia Tenggara dan banyak dikunjungi kapal–kapal dari berbagai penjuru. Portugis yang semula hanya ingin membeli rempah–rempah, kemudian bermaksud untuk merebut Bandar Malaka.
Pada tahun 1912, Alfonso berhasil menaklukkan Malaka dan membuat benteng pertahanan, yaitu A-Famosa. Dari Malaka, Portugis melebarkan sayapnya sampai ke Indonesia. Tujuan utama mereka adalah mencari daerah penghasil rempah–rempah, yaitu Maluku.

2. Maluku
Setahun setelah menguasai Malaka, pada tahun 1512, Portugis melanjutkan pelayarannya ke pulau penghasil rempah–rempah, yaitu Maluku. Di bawah pimpinan De Abreu, kedatangan Portugis di Maluku disambut baik oleh Raja Ternate. Mereka bahkan diizinkan untuk mendirikan benteng Dao Paolo di Ternate. Dengan harapan benteng tersebut dapat melindungi kerajaan Ternate, yang sedang mengadakan peperangan dengan Tidore.

Kesempatan ini digunakan Portugis untuk mengadakan perdagangan sistem monopoli rempah–rempah. Sejak sistem monopoli diterapkan, petani cengkeh di Maluku harus menjual hasil panennya kepada Portugis. Mereka menjadi semakin tertekan. Akibatnya timbullah permusuhan rakyat Maluku terhadap Portugis. Permusuhan ini semakin memuncak ketika Sultan Harun terbunuh oleh Portugis.
Di bawah pimpinan Sultan Baabullah, pada tahun 1575, rakyat Maluku berhasil mengusir Portugis dari Maluku.

3. Banten
Setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis, para pedagang asing tidak mau lagi berdagang dengan Malaka. Mereka kemudian pindah ke Banten. Hal ini karena Banten mempunyai letak yang strategis.
Portugis yang bermaksud untuk menguasai Banten behasil diusir oleh tentara Demak. Di bawah pimpinan Fatahillah, Portugis terusir dari Sunda Kelapa.

B. Kedatangan Bangsa Belanda di Indonesia

Pada tahun 1596, di bawah pimpinan Cornelis de Houtman, Belanda mendarat di Banten. Pada waktu itu Banten merupakan pelabuhan terbesar di Jawa Barat dan telah menjadi pusat perdagangan rempah–rempah. Inilah yang mendorong negara tersebut untuk melakukan perjanjian dagang dengan Banten.

Kedatangan Belanda disambut oleh para penguasa Banten. Dengan harapan, mereka dapat mendatangkan keuntungan bagi perkembangan ekonomi di Banten. Namun, karena Belanda ingin menerapkan sistem monopoli, rakyat Banten mengusir mereka keluar dari Banten.

Pada tahun 1598, untuk kedua kalinya Belanda mendarat di Banten di bawah pimpinan Van Neck. Kemudian pada tahun 1602 Belanda mendirikan Persatuan Dagang Belanda yang disebut VOC ( Verenigde Oast-Indische Compagnie ). Agar tujuan untuk melakukan monopoli tercapai, Belanda memindahkan pangkalan dari Ternate ke Jayakarta. Pada tahun 1619, pangkalan tersebut dikuasai Belanda dan diganti namanya Batavia.
Pada awal abad 18, VOC mengalami kemunduran dan tak mampu membayar utangnya yang telah mencapai 136,7 juta gulden. Kemudian pada tanggal 31 Desember 1799, VOC dibubarkan oleh pemerintah Belanda.

C. Penjajahan Inggris di Nusantara
Akibat kekelahan Belanda atas Inggris di Eropa, pada tanggal 31 Desember 1799, VOC dibubarkan. Untuk mempertahankan penjajahan di Indonesia, diangkatlah Daendels sebagai Gubrenur di Batavia. Pada tahun 1811 Belanda menyerahkan kekuasaannya kepada Inggris. Kemudian Inggris mengangkat Raffles sebagai gubernur.

D. Kembalinya Kekuasaan Belanda di Indonesia
Pada tahun 1816 Inggris menyerahkan Indonesia pada Belanda. Kedatangan Belanda di Indonesia ini tidak mendapat simpati di mana– mana sehingga timbul perlawanan dari rakyat Indonesia. Dalam menumpas perlawanan ini, Belanda kemudian menjalankan politik devide et impera.

E. Tanam Paksa
Pada tahun 1830, pemerintah Belanda mengirim Van de Bosch ke Indonesia untuk melaksanakan tanam paksa.

Isi tanam paksa antara lain :
1. Petani wajib menyediakan seperlima dari tanahnya untuk ditanami tanaman yang laku di pasaran.
2. Tanaman yang ditanami tanaman wajib, bebas dari pajak.
3. Hasil tanaman wajib diserahkan pada pemerintah Belanda.

Akibat tanam paksa, rakyat Indonesia menjadi sengsara dan melarat.
Orang Belanda yang menentang tanam paksa adalah Douwes Dekker ( Multatuli ) dalam bukunya yang berjudul Max Havelar.

F. Perlawanan Rakyat Indonesia terhadap Penjajah

1. Perlawanan Rakyat Aceh
Kedatangan Portugis di tanah Aceh mendapat perlawanan rakyat. Pada akhir abad ke-1, permusuhan mereda.

Penyebabnya adalah :
a. Portugis mengalami krisis SDM dan keuangan.
b. Johor melepakan diri dari Aceh.
c. Portugis dikalahkan Belanda.

2. Perlawanan Rakyat Maluku
Perlawanan rakyat Maluku dilakukan oleh Kerajaan Ternate. Portugis meminta berunding dan permintaan itu diterima oleh Sulan Harun. Karena penghianatan Portugis, pada tahun 1570, Sultan Harun tewas lalu Kerajaan Ternate diteruskan oleh putranya, yaitu Pangeran Baabullah. Pada tahun 1575 Portugis meninggalkan Maluku menuju Pulau Timur.

3. Perlawanan Rakyat Banten
Pada tahun 1684 Sultan Haji menandatangani surat perjanjian dengan Belanda. Isinya adalah Banten mengakui keberadaan Kompeni di kota tersebut. Akan tetapi, rakyat Banten melakukan perlawanan.

4. Perlawanan Rakyat Mataram
Pada tahun 1628 Sultan Agung Haryokusumah melakukan penyerangan terhadap benteng Belanda di Baravia. Namun, penyerangan itu berhasil digagalkan oleh Belanda.
Pada tahun 1629 Sultan Agung kembali mengadakan penyerangan dan ia beserta pasukannya berhasil menghancurkan benteng Belanda.

5. Perlawanan Rakyat Makasar
Perlawanan ini dipimpin oleh Sultan Hasanuddin. Pada tahun 1667, karena terpaksa dan terdesak, Sultan Hasanuddin menandatangani Perjanjian Bongaya.

6. Perlawanan Rakyat Banjar
Perlawanan ini dimpimpin oleh Pangeran Amie. Pada tahun 1786 Pengeran Amir ditangkap dan asingkan ke Srilangka.

7. Perlawanan Rakyat Ternate dan Tidore
Perlawanan ini dipimpin oleh Hitu Kakiali pada tahun 1592. Hutu Kakuali gugur, kemudian digantikan oleh Talukhabisi.
Pada tahun 1649 VOC melakukan pelayaran Hongi, yakni pelayaran armada perahu berukuran kecil yang digunakan untuk membinasakan tanaman lada dan cengkih. Hal ini dilakukan untuk menjaga kestabilan kedua komoditi tersebut.
Pada tahun 1650 rakyat mengadakan perlawanan di bawah pimpinan Saidi. Akan tetapi, pada tahun 1656, Saidi tertangkap dan dijatuhi hukuman mati.

5. Lapangan Kerja dan Koperasi

A. Lapangan Kerja

1. Pegawai Negeri dan TNI
Pegawai Negeri dan TNI adalah pegawai yang diangkat oleh pemerintah sesuai dengan kebutuhan, mendapat gaji dari pemerintah. Tugasnya memberikan pelayanan kepada masyarakat yang membutuhkan.

2. Karyawan Swasta
Karyawan Swasta adalah karyawan non pemerintah yang diangkat sesuai dengan keahlian yang dibutuhkan. Karyawan swasta mendapat gaji dari kantornya masing – masing.

3. Petani
Petani adalah orang yang mata pencahariannya bercocok tanam atau bertani. Hasil pertanian yang paling penting adalah padi, kacang tanah, kacang kedelai, kopi, coklat, cengkeh, tembakau, sayur- sayuran, dan buah – buahan.
4. Nelayan
Nelayan adalah orang yang mata pencahariannya menangkap ikan, baik di sungai maupun di danau.

5. Peternak
Orang yang memelihara dan membudidayakan hewan ternak disebut peternak. Jenis–jenis hewan yang paling banyak diternak/ dibudidayakan adalah sapi, kembing, ayam, dan kerbau.
6. Pengrajin
Orang yang pekerjaannya menghasilkan barang kerajinan seperri mebel. Kerajinan tangan dan perhiasan.

7. Wiraswastawan
Orang yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.

B. Bentuk-bentuk Badan Usaha

1. Badan Usaha Milik Negara ( BUMN )
BUMN adalah badan usaha milik pemeintah pusat contohnya PT Telkom, PT PLN, PT Pertamina, PTR, Perumnas, dan lain–lain.

2. Badan Usaha Milik Swasta ( BUMS )
Badan usaha yang didirikan oleh pihak swasta dengan tujuan utama mencari laba ( keuntungan ).

Bentuk – bentuk BUMS antara lain :
a. Perusahaan Perseorangan
b. Perseroan Firma
c. Perseroan Komanditer ( CV )
d. Perseroan Terbatas ( PT )

C. Koperasi

1. Pengertian Kopererasi
Kopersai menurut UU No. 25 tahun 1992 adalah badan usaha yang beranggotakan per orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Secara sederhana koperasi adalah bentuk usaha yang berdasarkan asas kekeluargaan.

2. Kegiatan Koperasi
a. Malayani dan menyalurkan kebutuhan anggota.
b. Menjual barang anggota.
c. Membeli barang dari anggota.
d. Mengembangkan usaha berdasarkan asas kekeluargaan.

3. Keterangan Lambang Koperasi

Keterangan :
1. Bintang dan Perisai, melambangkan Pancasila.
2. Timbangan, melambangkan keadilan social.
3. Padi dan Kapas, melambangkan keadilan social.
4. Gigi Roda, melambangkan usaha / karya yang terus menrus.
5. Pohon beringin, melambangkan kerakyatan.
6. Rantai, melambangkan persahabatan yang kekal.
7. Merah Putih, melambangkan sifat nasional koperasi.
4. Tujuan Koperasi
a. Menyediakan kebutuhan anggota.
b. Mempermudah anggota untuk memperoleh modal.
c. Mengembangkan usaha anggota.
d. Meningkatkan keejahteraan anggota.
5. Jenis–jenis Koperasi
a. Koperasi Konsumsi, yaitu koperasi yang menyediakan kebutuhan pokok, seperti sembako ( sembilan bahan pokok ).
b. Koperasi Produksi adalah koperasi yang melakukan kegiatan produksi hasil para anggota.
c. Koperasi Simpan Pinjam, adalah koperasi yang membantu anggotanya untuk memperoleh pinjaman yang pengambilannya dapat dilakukan dengan cara diangsur.
d. Koperasi Pegawai Negeri adalah koperasi yang anggotanya pegawai negeri.
e. Koperasi Siswa adalah koperasi yang anggotanya para siswa.

4. Kerajaan Islam di Indonesia

A. Masuknya Agama Islam ke Indonesia

1. Agama Islam masuk ke Indonesia melalui para pedagang dari Arab, Persia, dan Gujarat, yaitu pada saat kerajaan Majapahid dan Sriwijaya mulai melemah. Pada saat itu banyak raja pesisir yang melepaskan diri dari pemerintahan pusat, kemudian masuk Islam.

2. Pada awal perkembangannya, Islam di terima oleh bangsawan dan raja-raja di daerah pantai, pedagang, dan masyarakat luas.

3. Penyebaran Islam dilakukan melalui kegiatan perdagangan, perkawinan pendidikan, dakwah, dan kesenian.

B. Kerajaan Islam di Indonesia

1. Samudera Pasai
Samudera Pasai merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia yang berdiri pada abad ke-13. rajanya yang terkenal adalah Sultan Malik Al-Saleh dan Sultan Al-Tahir.

2. Aceh
Kerajaan Aceh berdiri pada abad ke–16. Raja pertamanya adalah Sultan Ali Mughayat Syah yang berkuasa pada tahun 1514 - 1528. Kerajaan ini berpusat di Tepi Selat Malaka. Sultan Aceh yang terkenal adalah Sultan Iskandar Muda ( masa kekuasaannya pada tahun (1607 – 1636 ).

3. Demak
Demak adalah kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa yang berdiri pada abad ke–16. Sultan Demak yang pertama adalah Raden Patah. Setelah Raden Patah wafat pada tahun 1518, dia digantikan oleh Adipati Unus. Kemudian Adipati Unus digantikan oleh Raden Trenggono, yaitu Sultan Demak terakhir.

4. Banten
Pada tahun 1527 Kerajaan Padjajaran dikuasai oleh Demak di bawah pimpinan Fatahilah. Pada tanggal 22 Juni 1527, Fatahilah memberikan nama baru bagi Sunda Kelapa, yakni Jayakarta ( Jakarta, yang artinya Kota Kemenangan ).
Dalam waktu singkat, seluruh pantai utara Jawa Barat dapat dikuasai Fatahilah, kemudian ia menjadi wali ( ulama besar dengan gelar Sunan Jati yang berkedudukan di Cirebon ).
Pada tahun 1552 Fatahilah mengangkat putranya Hasanuddin menjadi penguasa Banten ( Sultan Banten yang pertama ) yang memerintah selama 10 tahun. Pengganti Sultan Hasanuddin adalah Maulana Yusuf ( 1570 ).

5. Ternate dan Tidore
Keraajan Islam yang terkenal di Pulau Maluku adalah Ternate dan Tidore.
Kerajaan Ternate berdiri pada abad ke-13 di Maluku Utara. Rajanya adalah Sultan Zainal Abidin. ( 1486 – 1500 ) mencapai puncak kejayaannya pada masa kekuasaan Sultan Babulah. Pada tahun 1795, ia berhasil mengusir Portugis dari Maluku.
Pada abad ke-13 juga berdiri Kerajaan Tidore. Rajanya adalah Sultan Nuku. Wilayah kerajaan ini meliputi Serang, Halmahera, dan Irian Jaya.
Ternate dan Tidor terjadi saling hebat sehingga kedua kerajaan itu membentuk persekutuan dengan daerah yang mereka kuasai.
Persekutuan sembilan ( uli siwa ) dipimpin oleh Tidore dan persekutuan lima ( uli lima ) dipimpin oleh Ternate.

6. Gowa dan Talo
Gowa dan Talo merupakan kerajaan kembar yang bersatu. Raja gowa adalah Daeng Manrabia, sedangkan Raja Tallo adalah Karaeng Matoaya. Dialah raja pertama di Sulawesi Selatan yang memeluk agama Islam dan bergelar Sultan Alaudin. Puncak kerajaan Gowa dan Tallo terjadi pada masa pemerintahan Sultan Hasanuddin.
7. Kerajaan Demak
Kerajaan Demak terletak di Jawa Tengah, didirikan oleh Raden Fatah pada tahun 1500 M. Kerajaan ini merupakan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Peranannya dalam penyebaran agama Islam sangat besar. Daerah penyebarannya adalah Maluku dan Kalimantan.

8. Kerajaan Pajang
Wilayah Kerajaan Pajang meliputi Jawa Tengah dan pantai utara Jawa Timur, anatara lain, Gresik dan Tuban. Rajanya adalah Sultan Hadiwijaya.
9. Kerajaan Mataram
Kerajaan Mataram berdiri sekitar tahun 1986 M. pendirinya Raja Sutawijaya ( Panembahan Senopati Ing Alaga ). Puncak kejayaannya terjadi pada masa pemerintah Sultan Agung ( 1612 – 1645 M ).

10. Kerajaan Cirebon
Kerajaan Cirebon didirikan oleh Falatehan. Ia wafat pada tahun 1570 dan dimakamkan di Gunung Jati, Falatehan kemudian dikenal dengan sebutan Sunan Gunung Jati.

11. Kerajaan Banjar
Pada abad ke-16 terdapat Kerajaan Nagaradaha, tepatnya di daerah Banjarmasin. Kemudian Raden Samudera berhasil menaklukkan Kerajaan Nagaradaha. Sejak saat itulah berdiri Kerajaan Banjar di bawah kekuasaan Raden Samudera ( Sultan Suryanullah ).