A. PENDUDUK JEPANG DI INDONESIA
1. Penyerahan Kekuasaan Dari Belanda Ke Jepang
Pada tahun 1939 – 1945 terjadi Perang Dunia ke – 2. Perang ini melibatkan negara-negara besar, seperti Amerika Serikat, Belanda, Perancis, dan Inggris. Negara–negara inilah yang disebut kelompok sekutu. Mereka hendak melawan Jerman, Italia, dan Jepang.
Pada tanggal 7 Desember 1934, Jepang membom Pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat, Pearl Harbour di Hawai. Pemboman itu mengakibatkan terjadinya perang Asia Timur Raya atau Perang Pasifik.
Kemenangan Jepang di Asia Timur mendorong negara matahari terbit untuk menyerang Indonesia yang sedang dijajah Belanda.
Beberapa alasan yang mendorong Jepang untuk menjajah Indonesia adalah banyaknya bahan mentah, seperti minyak bumi dan batu bara, juga hasil pertanian, perkebunan dan banyaknya tenaga di Indonesia yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan Jepang.
Kota – kota yang diduduki Jepang adalah :
1. Tarakan ( Kalimantan Timur ) pada tanggal 11 Januari 1942.
2. Balikpapan ( Kalimantan Timur ) pada tanggal 24 Januari 1942.
3. Pontianak ( Kalimantan Barat ) pada tanggal 29 Januari 1942.
4. Samarinda ( Kalimantan Timur ) pada tanggal 3 Februari 1942.
5. Banjarmasin ( Kalimantan Selatan ) pada tanggal 10 Februari 1342.
6. Palembang ( Sumatera Selatan ) pada tanggal 14 Februari 1942.
7. Plaju ( Sumatera Selatan ) pada tanggal 16 Februari 1942.
8. Banten dan Eretan ( Jawa Barat ) pada tanggal 1 Maret 1342.
9. Kragan ( Jawa Tengah ) pada tangga 1 Maret 1942.
Pada tanggal 8 Mraet 1942, tentara Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Peristiwa ini terjadi di Kalijati Subang ( Jawa Barat ).
Penyerahan kekuasaan dilakukan oleh Letnan Jenderal H. Terpoorten ( Panglima Angkatan Perang–Hindia Belanda ) kepada tentara Jepang di bawah pimpinan Letjen Hitoshi Immamura.
2. Masa Pemerintahan Jepang di Indonesia
Keberhasilan Jepang mengalahkan Belanda disambut baik oleh rakyat Indonesia. Hal ini dikarenakan Jepang dapat mengambil hati rakyat Indonesia, di antaranya dengan cara berikut :
a. Bendera Merah Putih boleh berkibar di Tanah Air di samping bendera Jepang, yaitu Matahari Terbit.
b. Lagu Indonesia Raya boleh dinyanyikan setelah lagu kebangsaan Jepang, yaitu Kimigayo.
c. Bahasa Indonesia menjadi pengantar di sekolah–sekolah menggantikan bahasa Belanda.
d. Dibebaskannya pemimpin rakyat, seperti Ir. Soekarno, Drs. Hatta, Sutan Syahrir yang ditahan Belanda.
Tujuan Jepang mengusir Belanda dari Indonesia adalah ingin menjajah Indonesia dan memanfaatkan bangsa Indonesia untuk berperang melawan Sekutu.
Untuk mencapai tujuannya, Jepang mengumandangkan semboyan Tiga A, yaitu :
1. Jepang Cahaya Asia,
2. Jepang Pemimpin Asia,
3. Jepang Pelindung Asia,
Organisasi ini dipelopori oleh H. Shimizu dari Jepang. Ketuanya adalah Mr. Syamsudin, yaitu tokoh Parindra Jawa Barat dan dibantu oleh Muhammad Saleh.
B. PENDERITAAN RAKYAT INDONESIA PADA MASA PENDUDUKAN JEPANG
Penderitaan yang dialami rakyat Indonesia pada zaman pendudukan Jepang sangatlah berat. Ditambah lagi sulitnya memperoleh bahan makanan dan pakaian. Bahan makanan dan pakaian milik rakyat diambil secara paksa oleh tentara Jepang. Penderitaan lebih berat lagi dialami oleh rakyat Indonesia yang menjadi pekerja paksa ( romusha ).
Keadaan itu mengakibatkan banyak rakyat Indonesia yang meninggal karena kelaparan dan menderita sakit. Banyak wanita dan gadis yang dinodai dan dijadikan pemuas nafsu tentara Jepang ( Jugun Lanru ).
C. PEMBENTUKAN TENTARA PUTERA, HEIHI, DAN PETA
1. Pusat Tenaga Rakyat ( Putera )
Didirikan di Jakarta pada tanggal 9 Maret 1945 sebagai pengganti Gerakan Tiga A. Pemimpin Gerakan Putera adalah Ir. Soekarno, Drs Moh. Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan K.H. Mansyur yang terkenal dengan sebutan Empat Sekawan / Empat Serangkai.
Tujuannya adalah mengerahkan tenaga rakyat Indonesia bagi kepentingan aksi–aksi militer Jepang melawan Sekutu. Gerakan Putera dimanfaatkan oleh para tokoh bangsa Indonesia sebagai wadah untuk menyusun kekuatan rakyat Indonesia dan membangkitkan semangat kemerdekaan di dada rakyat Indonesia.
2. Heiho ( Pembantu Prajurit )
Heiho adalah pasukan pembantu tentara Jepang yang dilatih kemiliteran. Organisasi ini dibentuk pada bulan April 1943, yaitu setelah Jepang terdesak oleh pihak Sekutu. Anggotanya berasal dari kalangan pemuda Indonesia. Angkatan darat disebut Rigugun Heiho dan Angkatan Laut disebut Kaigun Heiho.
2. Peta ( Pembela Tanah Air )
Didirikan di Jawa pada tanggal 3 Oktober 1945. pemimpinnya adalah Gatot Mangkupraja. Dalam peta ini lima jenis pangkat atau jabatan, yaitu :
1. Daidance, ( Komandan Batalyon ).
2. Codanco ( Komandan Kompi ).
3. Shodance ( Komandan Peleton ).
4. Budance ( Komandan Regu ).
5. Giyuhei ( Prajurit Sukarela ).
Selain Peta dan Heiho, pemerintah militer Jepang juga membentuk barisan pembantu polisi ( Keibodan ), barisan pemuda ( Seinendan ) untuk laki–laki dan Yosni Seinendan untuk perempuan serta perhimpunan wanita ( Fujinkai ).
D. PERLAWANAN RAKYAT INDONESIA TERHADAP JEPANG
1. Gerakan di bawah tanah yang dilakukan di sekitar Jakarta dan Jawa Barat dipimpin oleh Sutan Syahrir.
2. Gerakan kelompok mahasiswa dan pelajar, dipimpin oleh Syarif Thayed, Eri Sudewo, dan Chaerul Saleh.
3. Perlawanan rakyat Aceh pada tahun 1942 yang dipimpin oleh Teuku Abdul Jalil.
4. Pemberontakan Peta di Blitar pada tanggal 14 Februari 1943 yang di pimpin oleh Shidance Supriyadi.
5. Perlawanan Rakyat Pontianak ( Kalimantan Barat ) pada tahun 1944.
6. Perlawanan rakyat Singaparna ( Tasikmalaya ) Jawa Barat pada tahun 1944 dipimpin oleh Kyai Haji Zainal Mustafa.
E. PERANAN SOEKARNO DAN MOH. HATTA DALAM MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA.
Pada bulan Juli 1944, Jenderal Kuniaki Koiso, Perdana Menteri Jepang saat itu, mengumumkan bahwa Jepang akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia di kemudian hari. Syaratnya adalah rakyat Indonesia bersedia membantu Jepang dalam menghadapi Sekutu.
Pada tanggal 29 April 1945, Jepang membentuk Badan Penyelidik Usaha–Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia ( BPUPKI ) atau Dokuritsi Jumbi Cosakai. Ketuanya adalah Dr. Radjiman Wediodiningrat.
Pada tanggal 22 Mei sampai 1 Juni 1945 diadakan sidang yang pertama. Sidang tersebut membahas dan menentukan dasar filsafat bagi negara Indonesia Merdeka. Pembicara–pembicara pada sidang tersebut adalah Mr. Moh. Yamin, Prof. Dr. Soepomo, dan Ir. Soekarno.
Pada tanggal 1 Juni, yaitu pada akhir sidang, Ir. Soekarno mengajukan usul rumusan dasar negara yang diberi nama Pancasila, maka pada tanggal 1 Juni ditetapkan sebagai hari lahirnya Pancasila.
Rapat BPUPKI juga berhasil membentuk panitia sembilan, yang beranggotakan.
1. Ir. Soekarno
2. Drs. Moh. Hatta
3. Prof. Dr. Moh. Yamin
4. Ahmad Soebardjo
5. Abikusno Cokrosuyono
6. Mr. A.A. Maramis
7. Abdul Kadir Muzakir
8. K.H. Wahid Hasyim
9. K.H. Agus Salim
Pada tanggal 22 Juni 1945, Panitia Sembilan mengadakan rapat. Hasilnya adalah lahirnya Piagama Jakarta ( Jakarta Charter ). Piagam Jakarta inilah yang merupakan cikal bakal Pembukaan UUD 1945.
Pada tanggal 7 Agustus 1945, pemerintah Jepang mengumumkan pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia ( PPKI ) atau Dokuritsu Jumbi Linkai. PPKI beranggotakan 21 orang. Ketuanya adalah Ir. Soekarno dan Wakilnya Drs. Moh. Hatta.
Tugas utama PPKI ini adalah menyelesaikan dan mengesahkan undang–undang dasar yang telah dipersiapkan oleh BPUPKI serta memusyawarahkan pelaksanaan kemerdekaan Indonesia.
Pada tanggal 16 Agustus 1945, jam 23.00 sampai dengan 04.00 di rumah Laksamana Maeda disusun teks proklamasi dan ditetapkan waktu pembacaanya, yaitu pada hari Jumat tanggal 17 Agustus tahun 1945 pukul 10.00 di Jalan Pegangsaan Timur Jakarta. Teks Proklamasi ini ditulis oleh Bung Karno dan diketik oleh Sayuti Melik.
Rabu, 09 September 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar